Selasa, 11 September 2007

Cara Mengolah VCO Berkualitas


BAGAIMANA MEMBUAT VCO SENDIRI DENGAN KUALITAS YANG BAIK

Munculnya cara baru memperoleh minyak dara -sebutan virgin coconut oil(VCO) di Malaysia, menjadi kabar baik buat produsen dan masyarakat luas. Pasalnya tiga cara pengolahan yaitu pemanasan, peragian, dan pancingan yang lazim dikenal untuk pembuatan VCO mempunyai kelemahan. Pemanasan menyebabkan bau tengik dan menguapnya asal laurat dan kapriat. Sedangkan peragian membutuhkan asupan bakteri yang sulit didapat.

Cara pancingan yang populer diterapkan belakangan ini juga kerap mengecewakan. “ Minyak yang dimasukan malah tertelan santan. Seperti mancing ikan, tapi kailnya yang dimakan ikan,” kata Doddy. Bayangkan, untuk memperoleh seliter minyak perawan (VCO) dibutuhkan sekitar 1 L minyak pancingan. Padahal, setetes minyak perawan (VCO) dihargai mahal di pasaran, Rp. 25 ribu/ 100 ml.

Cepat dan sederhana

Nah, cara yang diperkenalkan Tri Raharjo dan disempurnakan oleh dody Baswardojo itu istimewa. Sebab , minyak yang dihasilkan tidak bau tengik, cepat, murah dan sederhana. Tak hanya produsen komersial yang dapat membuat, ibu rumah tangga pun juga bisa.

Menurut dody, teknik sentrifugal hanya berhasil bila bahan kelapa benar-benar tua. Ciri-cirinya, semua kulit luar berwarna cokelat tua. Dari kelapa seperti itu –bila diolah secara benar 1Liter VCO dapat diperoleh dari 10 – 15 butir kelapa. Jumlah itu dapat diefesienkan menjadi 7 – 10 butir kelapa untuk menghasilkan VCO. Caranya kelapa tua yang baru dipanen dibiarkan di tempat teduh selama 2-4 minggu. “Seperti membuat bibit kelapa,” kata Doddy. Tujuannya agar enzim pembentuk minyak terbentuk secara alami. Ciri lain terbentuknya adalah telah terbentuk gondos atau embrio pada butir kelapa.

Untuk memudahkan pembuatan, ambil 10 butir kelapa tua yang telah didiamkan selama 1 bulan. Kupas dan keluarkan daging dari tempurung. Buang lapisan luar dading kelapa yang berwarna coklat dengan pisau, lalu parut daging kelapa dengan alat pemarut atau tangan. Kelapa parutan harus langsung diperas santannya.Tenggang waktu tidak boleh dari ½ jam, kalau kelamaan minyak akan gagal terbentuk.

Caranya, kelapa parutan dilarutkan pada 6 Liter air dan diperas untuk diambil santan. Lakukan dengan dua kali pemerasan, misal pertama 3 Liter dan selanjutnya 3 Liter. Boleh juga dengan memeras langsung kelapa tanpa air. Baru pada pemerasan kedua digunaka air.”Tinggal pilih saja cara yang paling disukai,” kata doddy. Diamkan santan itu dalam wadah yang berkeran selama 15 – 30 menit.

Sentrifugal

Setelah didiamkan maka terbentuklah dua lapisan, kanil atau kepala santan pada bagian atas dan air di bawah. Buang air dengan membuka keran. Umumnya dari 6 Liter santan dihasilkan 3 – 4 kanil dan 2-3 liter air, protein, dan minyak. Simpan kanil pada baskom bersih, lalu putar dengan mixser pembuat roti dengan kecepatan penuh selama 15 menit. Menurut Doddy kecepatan optimal untuk sekala industri sekitar 1.500 ppm. Putaran itu menyebabkan emulsi terdispersi alias terpecah. Saat itulah udara disekitar bertindak sebagai koagulan untuk menarik protein dari minyak dan air.

Putaran itu sangat efektif. Buktinya, setelah didiamkan 2-4 jam di galon air mineral yang dibalik, lapisan air, minyak, dsan blondo terbentuk. Bandingkan dengan cara minyak pancingan yang membutuhkan waktu sekitar 8 – 10 jam. Minyak diambil dengan membuka keran bawah galon yang dimodifikasi. Bila proses sempurna, diperoleh sekitar 1 Liter VCO. Pada sebuah kasus, minyak dapat terbentuk setelah didiamkan selama ½ - 1 jam. Rahasianya sangat sederhana, sntan diperoleh tanpa dilarut kan dala air. Minyak yang dihasilkan disebut VCO premium alias super.

Minyak yang dihasilkan dari proses sentrifugal itu memiliki bau khas kelapa. Namun, perlu dijernihkan dan diturunkan kadar airnya melalui proses penyaringan. Doddy menyarankan 3 tingkat penyaringan, pertama dengan saringan anti karat berukuran 200 mesh, kedua kertas saring 400 msh, da terakhir kertas tisue tanpa pafum. Yang terakhir disebut berfungsi ganda: menyaring dan menurunkan kadar air. Caranya, sumpal / sumbat corong besar dengan tisue sampai tembus ke ujungnya.“ Nantinya minyak akan netes dari tisue,” kata doddy. Air biasanya tertahan di tisue atau mengedap ke udara.

Cara seperti diatas kini diterapkan oleh Indo Coco untuk memproduksi Mentawai Virgin Coconut Oil, tapi telah dimodifikasi sedemikian rupa sehingga mampu menghasilkan minyak dalam sekala besar.

Selain cara sentrifugal diatas, kini teknik terbaru dikembangkan oleh Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian Bogor. Andi Nur Alam Syah dari lembaga tersebut, mengembangkan proses pengolahan VCO dengan pengepresan. Caranya hasil parutan kelapa segar dijemur hingga kering. Bahan itulah yang di press dan menghasilkan minyak murni. Minyak hasil pemrosesan itulah yang kini menjadi buah bibir karena secara empiris mampu menuntaskan beragam penyakit.